|

Virtualisasi Mengantarkan Komputasi Awan

 Cloud Computing (komputasi awan) sebetulnya sudah berkembang sejak beberapa tahun lalu di dunia, namun baru diadopsi di Indonesia secara bertahap. Untuk menuju kepada teknologi komputasi awan, sebuah perusahaan harus melakukan migrasi data center dari bentuk fisik ke bentuk virtual. Virtualisasi data center adalah langkah awal untuk mengadopsi komputasi awan.
Hal ini disampaikan Andreas Ananto Kagawa, Country Manager untuk VMWare Indonesia. "Secara konvensional, data center berbentuk fisik terpisah-pisah antara konfigurasi, manajemen, dan support center. Bayangkan sebuah perusahaan terutama perusahaan dalam lingkup grup yang besar, harus membangun ratusan data center fisik agar dapat menampung semua keperluan grup perusahaannya sampai ke divisi-divisi terkecil. Dengan adanya virtualisasi, data center fisik tersebut bisa dihilangkan, dan digabungkan ke dalam belasan data center virtual yang sudah mencakup semua divisi," ungkap Andreas dalam media round table di Jakarta, Jumat (28/7/2011).
Andreas menambahkan, virtualisasi memiliki manajemen yang terintegrasi sehingga bisa bekerja secara otomatis tanpa harus selalu dikendalikan dan diawasi manusia. Software-software yang dibutuhkan harus dipenuhi secara keseluruhan agar perusahaan yang melakukan virtualisasi siap mengadopsi komputasi awan. VMWare sebagai penyedia solusi komputasi awan meluncurkan VMWare VSphere 5, yang merupakan paket software untuk mendukung tahap demi tahap virtualisasi sampai ke tingkat komputasi awan.
Pertama adalah VSphere. Software ini merupakan software virtualisasi yang bisa digunakan untuk migrasi dari data center fisik ke data center virtual. Software ini diintergrasikan dengan Virtual Mesin sebagai perangkat keras untuk virtualisasi data center. Kedua, adalah VCenter Operation. Software ini berguna untuk pengoperasian data center (management tool), mulai dari monitor load hingga alert. Ketiga, adalah software SRM 5.0, yakni software yang secara otomatis melakukan back up data center dan akan memindahkan data secara otomatis ke data center lain jika salah satu data center mengalami down atau failed. Keempat, adalah software VSheld 5.0 yang berfungsi untuk keamanan, mirip anitivirus untuk PC atau laptop. Terakhir, adalah software V Cloud Director, yakni software terakhir untuk masuk ke teknologi komputasi awan. Software ini berguna untuk membangun katalog dan portal servis komputasi awan.
"Sebetulnya perusahaan bisa menggunakan software-software lain untuk semua tahap-tahap tersebut, namun jika semua software berasal dari tempat yang sama, tentu kerjanya akan lebih optimal. Intinya adalah setelah mengaplikasikan software virtualisasi dan data center telah berubah dari fisik ke virtual, perusahaan harus menyiapkan software-software lainnya untuk pengoperasian, untuk keamanan, untuk back up data, dan pada akhirnya untuk adopsi ke komputasi awan," jelas Andreas.
Ia mengaku perusahaan-perusahaan di Indonesia masih berhenti di tahap virtualisasi dan masih sedikit yang kemudian mengaplikasikan komputasi awan. "Virtualisasi adalah solusi data center yang bisa digunakan untuk internal perusahaan, sedangkan komputasi awan membutuhkan bisnis plan. Ketika perusahaan mengadopsi komputasi awan, maka harus memilih apakah komputasi awan tersebut akan dibuat private, public, atau hybrid," tambah Andreas.
Komputasi awan private adalah pilihan bagi perusahaan yang ingin menggunakan teknologi ini khusus bagi lingkup perusahaannya saja. Komputasi awan public adalah pilihan bagi perusahaan untuk menjual teknologi komputasinya kepada perusahaan lain, atau dengan kata lain menyediakan layanan komputasi awan bagi orang lain secara komersil. Ini juga bisa diterapkan bagi perusahaan yang memiliki anak perusahaan yang banyak. Induk grup perusahaan bisa menjual jasa layanan komputasi awan kepada perusahaan-perusahaan lain dalam grupnya. Terakhir adalah komputasi awan hybrid, yakni gabungan antara private dan public. Perusahaan bisa membuat teknologi komputasi awannya menjadi dua bagian, yakni setengah bagian untuk digunakan intern perusahaan dan setengahnya lagi dikomersilkan.
Batasan perusahaan VMWare hanyalah menyediakan software-software untuk menunjang proses virtualisasi sampai sebuah perusahaan mampu mengadopsi komputasi awan. "VMWare hanya penyedia software untuk virtualisasi, tidak menyediakan layanan komputasi awan. Kami melakukan support dan maintenance sebatas untuk software-software yang kami tawarkan. Pelanggan bisa mencari konsultan dari pihak ketiga untuk mengadopsi komputasi awan setelah melakukan proses virtualisasi bersama kami," tutup Andreas

Posted by Ikhwanesia.com on 07.55. Filed under , , , , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Blog Archive

Labels