Ulama Aceh :"Jepang & Belanda saja menunggu Muslim Aceh keluar dari masjid"
PIDIE - Komunitas Ulama di Aceh mengutuk keras tindakan penganiayaan terhadap khatib salat Jumat, Teungku Saiful Bahri Mila, di Masjid Raya Gampong Jie-Jiem, Keumala, Kabupaten Pidie.
Selain menodai kesucian masjid, aksi ini dinilai sebagai perilaku yang biadab dan tidak manusiawi serta jauh menyimpang dari ajaran Islam.
“Kami mengutuk dan mengecam keras tindakan ini,” ungkap Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Teungku Faisal Ali kepada okezone di Banda Aceh, Sabtu (10/9/2011).
Perilaku pemukulan di dalam masjid apa pun alasannya tak bisa ditorelir. Apalagi, lanjut Faisal, penganiayaan terjadi saat sedang prosesi ibadah dan dilakukan oleh umat Islam sendiri. “Saya tidak membela khatib dan menyalahkan pihak lain, tetapi saya hanya ingin menyatakan tindakan dilakukan dalam masjid itu yang salah,” tegasnya.
Dia menambahkan, kalau pun isi khutbah menyimpang, khatib bisa dimintai pertanggungjawaban di luar masjid atau dilaporkan ke polisi.
“Bukan dengan langsung memukul orang dalam masjid. Masjid ini tempat suci, di masa Rasullullah jangankan untuk menganiaya atau membunuh orang, membicarakan hal-hal dunia saja tidak boleh,” ungkap Faisal.
“Jepang dan Belanda saja dulu menunggu orang-orang Muslim Aceh keluar dari masjid untuk ditangkap,” lanjutnya.
Dalam sejarah Islam, setahu Faisal, tidak ada penganiayaan dilakukan dalam masjid oleh sesama Muslim.
“Kita pantas malu, orang Aceh yang begitu mengangung-agungkan nilai ke- Acehan yang sangat Islami tetapi apa yang terjadi sekarang adalah sangat bertolak belakang,” tukas Faisal.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh itu juga menyesalkan penganiayaan tersebut melibatkan seorang wakil rakyat di DPRK Pidie. Seperti diberitakan sebelumnya Ilyas Abu Bakar, legislator asal Partai Aceh sudah dijadikan tersangka karena ikut menganiaya Teungku Saiful Bahri.
Menurutnya sangat tak pantas seorang wakil rakyat terhormat yang dipilih oleh rakyat dan digaji dengan uang rakyat berperilaku seperti itu. “Harusnya seorang wakil rakyat itu menjadi panutan,” kata Faisal.
Dia meminta polisi menuntaskan kasus ini agar tidak lagi terulang di masa mendatang.
(ton)