|

Fenomena Kemenangan Partai Islam Di Timur Tengah

http://saripedia.files.wordpress.com/2011/06/logo-akp.jpg
Negara – negara Timur Tengah dalam satu tahun belakangan ini menjadi perhatian dunia, adanya revolusi besar – besaran untuk meruntuhkan pemerintahan otoriter selalu menjadi topik pembicaraan masyarakat dunia. Dimulai dengan revolusi di Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, Suriah dan negara – negara lainnya. Revolusi ini menjadi puncak kegundahan masyarakat Timur Tengah akan kebiadaban dan kezaliman pemerintah terhadap rakyatnya. Kediktatoran dan kesewangan – wenangan pemerintah berkuasa menjadi satu tema alasan mengapa adanya revolusi ini. Kematian mengenaskan sang diktator Mantan Presiden Libya Moammar Khadafi menjadi sebuah akhir tragis dari salah satu revolusi di Timur Tengah.

Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Timur Tengah juga meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan Kaukasus dan/atau Asia Tengah di sebelah utara. Wilayah Timur Tengah mencakup beberapa kelompok suku dan budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan suku Turki.

http://www.abna.ir/a/uploads/154/8/154849.jpg
Revolusi besar – besaran tersebut saat ini telah memasuki fase peralihan kepemimpinan. Runtuhnya rezim yang telah bertahta puluhan tahun di banyak negara Timur Tengah, harus segera diganti dengan pemerintahan yang memiliki kepedulian dan perhatian yang besar kepada rakyatnya. Masyarakat Timur Tengah merindukan kepemimpinan yang mampu menjadi tauladan bagi masyarakatnya, mereka tidak ingin lagi muncul pemimpin – pemimpin yang diktator yang selalu menjadi pemimpin yang ditakuti oleh rakyatnya. Selama ini rakyat tidak memiliki kebebasan untuk memberikan pendapat serta tidak bebas untuk mengontrol dan mengawasi pemerintahannya. Masyarakat hanya menjadi rakyat yang harus tunduk dan patuh dengan segala apa kemauan dari pemerintah.

Dalam beberapa bulan terakhir ini kita sudah menyaksikan pemilihan parlemen di Tunisia dan juga Maroko, dan pada senin tanggal 28 November 2011 juga akan dilaksanakan Pemilu di Mesir. Pemilu ini adalah konsekuensi dari revolusi agar terbentuknya pemerintahan yang lebih demokratis dan sesuai dengan aspirasi masyarakat. Tunisia yang merupakan negara pertama di Timur Tengah dalam mengawali Revolusi, saat ini juga mejadi negara pertama yang telah menyelesaikan Pemilu untuk memilih anggota Parlemennya. Pemilu yang dilaksanakan pada Minggu tanggal 23 Oktober 2010 tersebut di menangi oleh Partai Islam terbesar di Tunisia yang bernama An Nahdhah. An Nahdhah meraup kemenangan dengan perolehan 41 persen atau memperoleh 90 kursi dari 217 yang diperebutkan. Pemilu kali ini merupakan Pemilu bersejarah bagi Tunisia, karena yang pertama melaksanakan Pemilu dengan sistem multi partai, sehingga pada pemilu kali ini ada 80 partai yang ikut serta dalam pemilu. Peristiwa bersejarah tersebut berarti sebuah kemenangan atas sistem pemilu satu partai yang terus diterapkan selama tiga generasi sejak Tunisia merdeka dari penjajahan Perancis pada 1956.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjVd6yq50OPKwfVkqOkDpxFQ0nz9NDlmkOFQapbwWu4pNTA7dx3vsz1qSDXTgxusO9zyzOk8Zq68bev9UjNOxBzdLD2QusWECE4u85cLWbK6T2ADY6pzAGihRTTpkU54hNoUSWVRoSL3Ne/s1600/pjd-parti-de-la-justice-et-du-dc3a9veloppement-logo.jpg

Kemenangan Partai An Nahdhah di Tunisia juga di ikuti oleh kemenangan partai islam lainnya di Pemilu Maroko beberapa hari yang lalu. Partai yang bernama Partai Keadilan dan Pembangunan tersebut meraih 80 kursi dari 395 kursi parlemen. Kemenangan partai islam di Tunisia dan Maroko juga merupakan kelanjutan dari kemenangan partai islam Hamas di Palestina pada pemilu tahun 2006 yang lalu dan kemenangan AKP pada dua kali pemilu terakhir di Turki. Kemenangan partai islam ini menjadi perhatian khusus bagi negara – negara di Eropa dan Amerika Serikat begitu juga Israel. Bahkan kemenangan Hamas di Palestina selalu di halang – halangi untuk mewujudkan Palestina yang merdeka dan aman. Begitu juga saat ini kita saksikan di Mesir, beberapa hari yang lalu juga terjadi insiden dalam demo yang menghendaki Pemilu Mesir di tunda. Ini ada sebuah indikasi bahwa Amerika Serikat dan Eropa tidak menginginkan Partai Islam menang di negara – negara Timur Tengah.

Kemenangan Partai Islam adalah Kemenangan Masyarakat

Melihat realitas masyarakat di Timur Tengah selama ini bisa kita katakan sangat kontras dengan nilai – nilai islam yang justru lahir di wilayah tersebut. Dengan kediktatoran sang penguasanya, menjadikan masyarakat di Timur Tengah hanya sebagai budak bagi pemerintahan. Ini mengingatkan kita kembali kepada sebuah sejarah buruk bangsa – bangsa arab di zaman jahiliah dulunya. Sebagaimana kita ketahui sebelum datangnya Rasulullah SAW dengan nilai – nilai islamnya, bangsa arab sangat kental dengan sifat dan budaya hidup yang tidak ada aturan. Budaya saling membunuh, saling mengadu domba dan hidup dengan tidak memiliki rasa persaudaraan adalah karakater budaya jahiliyah dulunya. Budaya seperti ini sepertinya hadir kembali selama ini di Timur Tengah, memang tidak persis sama dengan zaman jahiliyah dulunya, namun pola – pola yang dibangun sesungguhnya tidaklah jauh beda dengan model jahiliyah tersebut.

Sedangkan masyarakat Timur Tengah adalah masyarakat yang mayoritas beragama islam, dimana mereka telah memahami dan mengetahui bagaimana islam mengajarkan tentang mengelola kehidupan. Nilai – nilai islam yang mereka pahami adalah nilai – nilai yang memberikan panduan hidup dan mengajarkan manusia untuk hidup rukun dan damai. Mengajarkan nilai – nilai yang sesuai dengan fitrah manusia. Dengan realitas yang berbeda tersebut memberikan sebuah semangat dan perlawanan serta pengorbanan untuk kembali menerapkan nilai – nilai islam dalam kehidupannya. Semangat untuk menegakkan nilai – nilai islam inilah yang menurut saya menjadi sebuah titik tolak kemenangan partai – partai islam di Timur Tengah. Oleh karena itu kemenangan ini merupakan kemenangan yang bersumber dari aspirasi dan kemauan masyarakat.

Fenomena kemenangan ini seharusnya dipahami oleh masyarakat dunia terkhusus oleh Amerika Serikat dan sekutunya adalah sebuah realitas keinginan masyarakat untuk sebuah proses demokrastisasi. Demokrasi yang selama ini adalah sebuah sistem yang di terapkan dan di “agung – agungkan” oleh Amerika Serikat, seharusnya diakui dan dihormati bahwa ini adalah sebuah proses untuk menuju kehidupan yang tentram, damai, makmur dan sejahtera di tengah – tengah masyarakat Timur Tengah pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Masyarakat Timur Tengah merindukan kembali kehidupan seperti masa ke emasan islam dahulunya, dimana kekhalifahan islam dahulunya menjadi peradaban yang telah sukses mengantarkan masyarakatnya ketingkat kehidupan yang sejahtera. Mereka memahami dengan proses demokratisasi saat ini, akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memilih dan menentukan pemimpin yang mampu membawa mereka kepada kehidupan yang dulu ada semasa zaman ke emasan islam tersebut.

Melihat kesuksesan yang dialami oleh Partai AKP di Turki saat ini, juga merupakan sebuah referensi bagi negara Timur Tengah lainnya untuk mempercayakan pemerintahan dijalankan oleh partai – partai islam. Kita mengetahui bahwa AKP yang banyak memberikan perubahan kepada kondisi kehidupan masyarakat Turki. Dan harapan besarnya bagi kita sebagai masyarakat dunia adalah dengan semakin berubahnya kehidupan masyarakat Timur Tengah juga memberikan pengaruh yang positif akan kedamaian dan kesejahteraan masyarakat dunia lainnya. 

IDRAL, S.IP
Ketua KAMMI PW Sumbar-Riau-Kepri

Posted by Ikhwanesia.com on 20.38. Filed under , , , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Blog Archive

Labels