|

Kualitas Nilam Aceh Terbaik Dunia

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Gun

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH -
Aceh dinilai cukup potensial untuk mengembangkan komoditas nilam berskala besar. Selain kualitas nilam Aceh merupakan yang terbaik di dunia, Serambi Mekah itu juga tercatat sebagai daerah penyumbang terbesar ekspor nilam Indonesia.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Bogor, minyak nilam asal Aceh memiliki kandungan zat minyak (rendemen) 2,5 hingga 3,3 persen. Sementara rendemen rata-rata nilam di dunia maksimal hanya 2,5 persen. "Mutu nilam Aceh terbaik di dunia." kata Ketua Pusat KUD (Puskud) Aceh, Ir M Hanafiah, kepada Serambi, Sabtu (29/1/2011).

Hanafiah menjelaskan, secara sepintas lahan tempat tumbuh nilam tak jauh berbeda dengan ganja yang dikenal subur di Aceh. Karena itu, prospek Aceh untuk mengembangkan nilam daam skala besar menurut dia cukup besar.

Aspek lain, pasar nilam di dunia juga masih terbuka cukup lebar mengingat produksi yang ada baru mampu memenuhi sekitar 15 persen dari total kebutuhan dunia. Indonesia menyumbang 80 persen dari kebutuhan tersebut, yang 75 persennya ternyata berasal dari Aceh. "Jadi Aceh punya prospek bagus mengembangkan nilam. Ini dapat menjadi alternatif petani untuk meningkatkan perekonomian," ujar Hanafiah.

Kerja sama
Mengingat tingginya prospek pasar nilam, Puskud Aceh bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) mulai mengembangkan komoditas nilam di Aceh, di antaranya dengan menggebrak program tanam nilam di beberapa kawasan seperti di Lamteuba Aceh Besar, Pidie, dan Pidie Jaya.

Di Aceh Besar, program sudah memasuki proses penanaman di lahan seluas enam hektare yang melibatkan KUD dan tiga kelompok tani. Panen diperkirakan akan berlangsung Juni mendatang. Sedangkan di Pidie dan Pidie Jaya juga sudah memasuki tahap penyemaian dan pembersihan lahan seluas 300 hektare yang melibatkan 12 kelompok tani.

"Program ini juga bekerja sama dengan Jepang melalui sistem sharing profit (bagi hasil). Tahap pertama ini tersedia dana sekira Rp 9 miliar, mulai dari penyediaan lahan, penanaman, produksi, dan penyulingan. Kita akan berkoordinasi dengan Disperindagkop Aceh guna membina para petani," ucap Hanafiah.

Untuk mendukung program tersebut, juga telah disediakan mesin penyuling berteknologi tinggi di Tangse, Pidie, yang diprakarsai oleh sejumlah ahli dari Bogor. Dengan mesin ini, keuntungan yang diperoleh petani akan lebih besar. "Dari 40 kilogram daun nilam, minyak yang dihasilkan mencapai 1 kilogram. Sementara biasanya, dari 100 kilogram daun, minyak yang dihasilkan hanya sekitar 1 ons," sebut Ketua Puskud Aceh ini.

Dalam program ini petani juga akan dibantu dalam hal packaging (pengemasan) dan pemasaran. Nilam biasanya tumbuh, di lahan dengan ketinggian 100 meter dpl, dengan suhu tak terlalu dingin. Harga jual cenderung fluktuatif, dari Rp 600.000 hingga Rp 1 juta per kilogram.(*)

Posted by Ikhwanesia.com on 06.32. Filed under , , , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Blog Archive

Labels