Demi Atjeh Bak Mata Donja
“Alhamdulillah, walaupun Pak Cek, sudah melanglang buana ke berbagai negara, tapi akhirnya beliau pulang ke sini juga. Beristirahat di samping Teungku Chik di Tiro,” ujar seorang perempuan sesaat setelah Tengku Hasan Tiro diturunkan ke liang lahat, 3 Juni 2010. Tak jelas benar siapa perempuan itu. Namun, dari panggilannya kepada Hasan Tiro, bisa dipastikan wanita itu adalah keluarga dekatnya.
Ucapan perempuan itu mewakili sejarah hidup sang wali nanggroe. Hampir semua benua telah dijelajahi, dari Amerika hingga Afrika. Hampir di setiap negara yang dikunjungi, ia mengumpulkan sejarah Aceh yang terserak. Di museum Belanda, misalnya, ia menemukan banyak dokumen sejarah Aceh.
Sempat 25 tahun menetap di Amerika, Hasan Tiro akhirnya berpindah ke Swedia. Namun, di manapun ia tinggal, Aceh tak pernah hilang dari ingatannya. Berikut rekam jejak perjalanannya.
1925 : Hasan Tiro lahir di Tanjong Bungong, Kecamatan Tiro, Pidie
1945 : Kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
1950 : Mendapat beasiswa melanjutkan kuliah pada fakultas hukum, Universitas Columbia, Amerika Selatan. Sambil kuliah bekerja pada Dinas Penerangan Delegasi Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
1 September 1954 : Sembilan tahun setelah Indonesia merdeka, mengirim surat terbuka kepada Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo memprotes tindakan militer pemerintah pusat menangani pemberontakan DI/TII di Aceh dan sejumlah provinsi lain di Indonesia.
Pebruari 1955 : Memprotes tragedi pembunuhan massal di Pulot-Cot Jeumpa
Maret 1955 : Mengirim surat kepada 12 negara Islam di dunia meminta untuk memboikot Konferensi Asia Afrika (KAA) yang akan dilaksanakan di Bandung pada April 1955.
1958 : Menulis buku berjudul Demokrasi untuk Indonesia. Wali mengusulkan negara federal untuk Indonesia, melawan konsep negara persatuan versi Soekarno.
Januari 1965 : Menggagas ide Negara Aceh Sumatra Merdeka
1968 : Menulis Atjeh Bak Mata Donja (Aceh di Mata Dunia) dalam bahasa Aceh
1973 : Diangkat oleh Raja Feisal dari Arab Saudi sebagai penasehat agung Muktamar Islam se-Dunia
Oktober 1976 : Pulang ke Aceh secara rahasia lewat Pasi Lhok, Kembang Tanjong, Pidie.
4 Desember 1976 : Memproklamirkan gerakan Aceh Merdeka
Maret 1979 : Keluar dari Aceh dan memutuskan melanjutkan perjuangan dari luar negeri
1986 – 1990 : Melatih sekitar 800-an pemuda Aceh untuk pelatihan militer di kamp Tajura, Libya
9 Desember 2002 : Perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah Indonesia
15 Agustus 2005 : Perjanjian damai dengan Pemerintah Indonesia. Perjuangan bersenjata berganti jalan politik dengan mendirikan Partai Aceh sebagai partai lokal
11 Oktober 2008 : Pulang ke Aceh setelah 29 tahun hidup di pengasingan. Sebulan di Aceh, beliau kembali ke Swedia
Oktober 2009 : Kembali pulang dan menetap di Aceh
3 Juni 2010 : menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Zainoel Abidin, Banda Aceh. Dimakamkan di komplek makam pahlawan nasional Teungku Chik di Tiro di Meureu, Indrapuri, Aceh Besar.
Pengalaman Organisasi
• Pernah aktif dalam Pemuda Republik Indonesia (PRI)
• Pernah menjabat Ketua Muda PRI di Pidie pada 1945
• Staf Wakil Perdana Menteri II dijabat Syafruddin Prawiranegara
• Staf penerangan Kedutaan Besar Indonesia di PBB
• Presiden National Liberation Front of Aceh Sumatra
• Dinas Penerangan Delegasi Indonesia di PBB,AS, 1950-1954
• Ketua Mutabakh, Lembaga Nonstruktural Departemen Dalam Negeri Libya
• Dianugerahi gelar Doktor Ilmu Hukum University of Plano,Texas
• Lulusan University Columbia dan Fordam University di New York
Karya-karya
• Mendirikan "Institut Aceh" di AS
• Dirut dari Doral International Ltd di New York
• Punya andil di Eropa, Arab dan Afrika dalam bisnis pelayaran dan penerbangan
• Artikel berjudul The Legal Status of Acheh Sumatra under International Law 1980
• The Unfinished Diary
• Atjeh Bak Mata Donya (Aceh di Mata Dunia)
• Terlibat sebuah "federasi" 10 daerah di Sulawesi, Sumatra, dan Maluku melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Soekarno
view original article here
Posted by Ikhwanesia.com
on 09.56. Filed under
aceh,
Achai,
hebat,
info baru,
Seandainya,
sedih,
sejarah,
sejarah aceh
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response